Dibalik Hujan
Erlangga
Putra Awan Dwiantara adalah siswa kelas 12 ipa 3 SMA Atlantik 12 Bandung ia adalah siswa yang teramat pandai di SMA tersebut
ia selalu menjadi bintang kelas dalam kelasnya dan ia selalu menjuarai
kejuaraan apapun dibidang akademik. Semua guru sangatlah bangga dan kagum
padanya teman temannya pun begitu. Awan mempunyai teman yang bernama Senja
Putri Hapsari
Gerimis lembut telah menyapa pagi
hari ini, jam baru menunjukkan pukul 05.00 wib. Seperti biasa Awan malas bangun
dan berangkat sekolah jika hujan datang. Ia hanya akan dirumah tidak akan pergi
kemana mana.
Pukul 06.30 wib dan Awan belum juga bangun
padahal alarmnya telah berbunyi beberapa kali. Telepon rumah berdering, mbok
inah mengangkatnya
mbok Inah: “halo,selamat pagi dengan siapa ya?”
Senja: “ ini
saya senja mbok Awan berangkat sekolah nggak sekarang?”
Mbok Inah: “
nggak mbak kalo hujan dipagi hari mas Awan nggak bangun dan nggak ke sekolah”
Senja: “loh kok bisa gitu mbok emangnya kenapa?”
Mbok Inah: “
simbok juga nggak tau mbak,udah kebiasaan gitu mbak”
Senja: “
yaudah mbok makasih”
Mbok Inah: “
iya mbak sama sama”
Mas Awan sudah bangun belum
sekarang sudah jam 09.00 simbok sudah siapkan sarapan di meja makan, makan dulu
nanti Mas Awan sakit. Simbok mau ke pasar dulu. Rumah sepi hanya Awan yang
berada dirumah,Awan pun keluar dari kamar menuju meja makan. Awan makan sendiri
di meja makan menghadap ke arah selatan tepat menghadap foto keluarga yang
terpasang di dinding. Masih teringat jelas dalam ingatannya bagaimana Ayah dan
Ibunya selalu bergantian memberi nasihat sebelum Awan akan berangkat sekolah,masih
teringat juga bagaimana Ibunya merapikan baju Awan,merapikan dasi
Awan,merapikan rambut Awan,semua itu masih teringat dengan jelas di ingatan
Awan tapi semua itu tak akan pernah ada dan tak akan pernah terulang kembali. Perlahan
butiran air mata turun mengaliri pipi Awan.
Mbok Inah: “
Mas Awan sudah bangun?”
Awan: “sudah
mbok,simbok dari mana?”
Mbok Inah: “
simbok dari pasar Mas. Sudah makan Mas?”
Awan: “
sudah mbok”
Mbok Inah: “simbok
ke dapur dulu ya Mas naruh belanjaan”
Awan: “ iya
mbok”
Awan
masuk kamar dan duduk di meja belajarnya sambil menghidupkan komputernya dan ia
mulai mengetik beberapa kata menjadi kalimat menjadi paragraf dan akhirnya
menjadi sebuah cerita. Ia menuangkan semua yang ada dalam pikirannya dalam
bentuk tulisan cerita agar semua yang ada dalam pikirannya apa
yang baru ia dapatkan apa yang baru ia temukan apa kenangan hari ini semua ia
tuliskan dalam ceritanya. Awan mulai mengingat akan masa lalunya.
Senja adalah sahabat Awan sejak kecil
namun saat lulus SD dan masuk SMP Senja dan Awan berpisah sekolah Awan pindah
rumah ke Medan mengikuti kedua orang tuanya dan Senja masih di Bandung.
Saat kelulusan SD Awan dan Senja mendapat
peringkat pertama dan kedua. Mereka telah berjanji akan masuk sekolah yang sama
dan akan terus bersama sampai mereka masuk Universitas. Namun takdir berkata
lain mereka harus berpisah saat hari kelulusan. Janji mereka yang akan terus
bersama pupus sampai disini. Namun Awan berjanji meski mereka berjauhan tidak
lagi bersama mereka tetap akan berkomunikasi.
Awan sekolah di SMP Kebangsaan Medan. Awan
tidak mempunyai teman saat itu karena dia adalah siswa baru yang masuk sekolah
setelah masa orientasi siswa,ia dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya
dengan mudah karena semua teman temannya disana sangatlah ramah dan baik hati.
Sampai pada akhirnya Awan bertemu dan dekat dengan seorang gadis yang bernama
Rinai Hujan Lestari Dewi yang biasa akrap disapa Hujan. Mereka berdua duduk
dikelas yang sama yaitu kelas VII E Awan murid yang pandai begitupun Hujan.
Mereka selalu bersama,berangkat sekolah sampai pulang sekolah mereka selalu
berdua saat dirumahpun mereka juga bermain bersama,keluarga Awan dekat dengan
Hujan sebaliknya keluarga Hujan juga dekat dengan Awan. Karena saking dekatnya
dengan Hujan Awan sampai lupa akan janjinya dengan Senja yang akan selalu
berkomunikasi walau mereka berjauhan.
Waktu terus berlalu sudah dua tahun Awan
dan Senja berpisah,pada awalnya mereka masih sempat berkomunikasi namun lama
lama Awan mulai sibuk dengan dunianya sendiri. Sesungguhnya Senja mempunyai
rasa yang lebih pada Awan namun Senja tidak berani mengungkapkan perasaanya
pada Awan karena dia hanya ingin selalu bersama Awan tidak harus memiliki Awan
seutuhnya. Senja berharap Awan disana tidak melupakannya meski Awan telah
mempunyai teman baru.
Kelas VIII C sangat ramai siang hari itu
semua siswa sedang berdiskusi mengenai study wisata yang akan diadakan sekolah.
Semua siswa kelas VIII C akan masuk dalam satu bus yang sama dan mereka akan
duduk dengan teman teman mereka tidak bergabung dengan kelas yang lain. Semua
bersenang dan bergembira namun tidak dengan Awan,ia sedang memikirkan suatu
hal. Jika tidak bergabung dengan kelas lain maka Awan tidak bisa satu bus
dengan Hujan,padahal ia ingin sekali satu bus dengan Hujan dan duduk dekat
dengan Hujan,Awan hanya dapat berharap semoga ia dapat satu bus dengan Hujan.
Hari yang ditunggu akan segera tiba,besok
pagi mereka akan berangkat study wisata dan malam ini Awan sedang mempersiapkan
semua barang barang dan pakaian yang akan ia pakai dan yang akan ia bawa besok.
Harapan Awan untuk satu bus dengan Hujan terkabul namun mereka tidak dapat
duduk bersama karena Hujan duduk di depan dan awan duduk di belakang. Pukul 07.00
semua siswa telah berkumpul di lapangan besar SMP Kebangsaan Medan. Semua telah
siap untuk berangkat berwisata. Setelah apel pagi yang panjang dan membosankan,
mereka satu per satu masuk ke dalam bus masing masing dan duduk pada posisi
masing masing yang telah ditentukan oleh sekolah. Perjalanan pun dimulai.
Satu minggu lagi ulangan akhir semester
dua,semua siswa bersiap untuk ulangan akhir semester dua. Ulangan akhir pun
dimulai pada hari senin dan berakhir pada hari sabtu. Pada hari sabtu sepulang
sekolah Hujan berjanji akan membawa Awan ke suatu tempat yang indah yang Awan
belum tau. Mereka berjanji akan bertemu ditaman biasa mereka bermain. Jam
tangan Awan menunjukkan pukul 16.30 dan
Hujan belum sampai ditaman padahal Awan sudah menunggu lebih dari 2 jam. Sdah
berulang kali Awan mencoba menelpon nomor Hujan namun sama saja operator yang
menjawab. Perasaan Awan tidak enak ada apa sebenarnya dengan Hujan tidak
biasanya Hujan telad ataupun lupa dengan janjinya. Pukul 17.00 Awan pulang
meninggalkan taman ia berniat akan kerumah Hujan nanti malam. Malam harinya
saat Awan kerumah Hujan rumah Hujan sepi dan tidak ada orang dirumahnya.
Tiga hari berlalu dan selama itu pula Hujan
tidak ada kabar.
Awan: “
sebenarnya Hujan kemana sudah tiga hari dia gaada kabar dan dia juga gak masuk
sekolah,dia pergi kemana kenapa dia berhianat akan janjinya,tidak biasanya
Hujan seperti ini apa yang terjadi dengan Hujan.”
Sepulang sekolah Awan berniat untuk
kerumah Hujan,sungguh kaget Awan dengan apa yang dilihatnya saat itu. Ayah hujan
yang terlihat bijaksana,berwibawa ternyata melakukan korupsi di perusahaan ia
bekerja dan hari ini ia ditangkap oleh polisi dan akan malaksanakan sidang pada
hari selasa depan. Ibu,kakak,adik,dan Hujan tidak percaya itu mereka menangis
dan berusaha menahan polisi agar tidak menangkap ayah Hujan tapi polisi tetap membawa
ayah Hujan. Aku datang menghampiri Hujan.
Awan: “ yang
sabar Hujan,aku yakin kalo ayahmu tidak bersalah pasti ayahmu akan
dibebaskan”(duduk disamping Hujan)
Hujan: “
ayahku gak salah kan Awan,ayahku orang baik gak mungkin ayah melakukan korupsi
pasti ini salah paham.”
Awan: “ iya
pasti ayahmu gak salah pasti ayahmu akan dibebaskan. Udah gausah nangis lagi
kamu jelek kalo nangis idungnya tambah pesek hehe”(sambil memencet hidung
Hujan)
Hujan: “
apaan sih kamu Wan?”
Awan: “ udah
ah jangan nangis lagi, mana Hujan yang aku kenal yang selalu ceria dan riang?”
Hujan: “
tersenyum ke arah Awan dan berkata kamu sahabat aku yang paling baik”
Awan: “
emang aku baik baru sadar kamu”
Hujan, Awan
: “ hahahaha” ( tertawa bersama)
Saat Hujan tersenyum entah mengapa rasanya
hati Awan terasa damai,dan ingin selalu melihat Hujan tersenyum seperti itu
padanya tidak pada orang lain. Awan sadar bahwa ia memiliki perasaan pada Hujan
perasaan bukan sekedar teman atau sahabat tapi lebih dari itu.
Awan: “ apa
aku harus bilang sama Hujan kalo aku punya rasa sama dia,aku takut jika dia tau
aku punya perasaan yang lain dia akan menghindar dari aku” ( duduk di kursi
belakang rumah dengan bingung dan bimbang)
Sidang pertama ayah Hujan telah dimulai.
Keputusan jaksa menyatakan bahwa ayah Hujan bersalah dan melakukan korupsi
serta suap, maka dari itu ayah hujan dijatuhkan hukuman penjara 10 tahun
penjara dan denda 100 juta. Ibu Hujan histeris dan pingsan,Hujan menangis
tersedu dalam pelukan ku. Ia tidak percaya bahwa ayahnya berbuat seperti itu
padahal ayahnya adalah orang yang sangat ia banggakan dan ia kagumi karena
kecerdasan dan kebijaksanaannya dalam memimpin keluarga. Hujan bagaikan
mendapat tamparan menggunakan besi yang sangat keras dan sangatlah menyayat
hati yang sulit untuk diobati bahkan sulit untuk disembuhkan karena luka ini
sangatlah dalam kedalam lubuk hati yang paling dalam.
Awan sedih melihat keadaan Hujan sekarang
yang sangat berantakan,kurang perhatian,dan seperti orang gila. Ibu Hujan
depresi dan masuk Rumah Sakit Jiwa, kakak dan adik Hujan ikut kakek dan
neneknya di Pekanbaru hanya Hujan yang ada di Medan dan tinggal sendirian
dirumah.
Hari ini penerimaan raport ibu Awan
mengambilkan raport Awan dan Hujan. Awan mendapat peringkat pertama dikelasnya
dan peringkat dua paralel se kelas delapan,Hujan mendapat peringkat satu
dikelas dan peringkt satu paralel se kelas delapan. Biasanya Awan dan Hujan
akan melihat bintang di belakang rumah Awan jika mereka mendapat peringkat yang
baik namun untuk saat ini kebiasaan itu tidak di jalani karena keadaan Hujan
sekarang.
Hujan menyambut minggu pagi hari ini,Awan
pergi kerumah Hujan dengan naik taksi. Saat memasuki rumah Hujan,rumah sangat
sepi tidak seperti dulu yang ramai dan penuh canda tawa diantara semua anggota
keluarga. Awan memanggil Hujan dan tidak ada jawaban. Awan masuk ke kamar Hujan
dan kamar Hujan sepi tidak ada orang,ada sebuah surat di atas ranjang. Awan
membukanya.
Dear
Awan......
Awan
maafkan aku yang selama ini mungkin banyak salah sama kamu,kamu adalah teman
sekaligus sahabatku yang baik selalu ada dalam semua keadaan. Awan kamu
sekarang tau keadaanku bagaimana aku gak pantes buat kamu aku tau kalo kamu
punya perasaan yang lain sama aku aku juga punya perasaan yang sama dengan kamu
tapi aku ini perempuan aku gak mungkin mulai dulu aku nunggu kamu tapi kamu gak
bilang sama aku,aku tau kamu masih teringat dengan temanmu yang bernama Senja
mungkin bukan sekedar teman tapi orang sepesia buat kamu. Yaudah Wan aku gapapa
kok cinta gak harus memiliki. Aku juga sadar gak mungkin kita bersama karna
keadaanku sekarang yang sudah miskin,keluarga berantakan,hidupku juga
berantakan. Aku mau minta maaf sama kamu jika aku punya salah sama kamu dan aku
mau pergi jauh dari hidup kamu terus berprestasi ya Awan semoga kelak kamu
menjadi orang yang sukses. Gausah cari aku pergi kemana aku pergi jauh dan
mungkin gak akan kembali lagi ke dunia ini. Salam terakhirku buat kedua orang
tua kamu ya Awan. Aku sayang kamu aku pergi dulu biarkan aku pergi dengan
tenang.
.......Hujan.......
Awan pergi berlari keluar rumah
ia terus berlari dan mencari Hujan meskipun hujan mengguyuri tubuhnya ia tak
memperdulikannya dalam fikirnnya ia akan mencari Hujan dan akan membawa Hujan
pulang kerumah. Ditengah jalan kota yang agak lengang Awan melihat Hujan sedang
berdiri di pinggir jalan bergegas Awan menghampiri Hujan dan menyeret Hujan
dalam pelukannya.
Awan: “ kamu
mau kemana? Jangan pergi jangan tinggalin aku disini sendiri”
Hujan: “ aku
harus pergi aku tidak akan selamanya disini sama kamu”
Awan: “ kamu
mau pergi kemana?”
Hujan: “
pergi jauh dan gak akan pulang lagi”
Awan: “
gausah ngaco ayok pulang sama aku sekarang”
Hujan: “
engga Awan aku gak akan pulang”
Awan: “ terus kamu mau kemana? Pulang aja sama aku
ya”
Hujan: “
maaf Erlangga Putra Awan Dwiantara aku gak bisa dan aku gak akan pulang”
Awan: “
katanya kamu sayang sama aku,katanya kamu juga punya rasa yang sama dengan
aku,jika kamu sayang sama aku ayok kita pulang”
Hujan: “
sekali lagi maaf Awan aku gak bisa aku harus pergi”(berlari meninggalkan Awan)
Hujan
melepaskan pelukan Awan dan berlari ke tengah jalan. Awan berusaha memanggil
Hujan dan berlari mengikutinya. Dari arah yang berlawanan ada sebuah mobil truk
yang melaju dengan kencang Awan berusaha memanggil Hujan
Awan: “
Hujan awas ada truk “ (berteriak)
Hujan: “
biarin,udah Awan gausah ngikutin aku lagi”
Awan: “ Hujannnnnn
awasssssss”
Brukkkkkkk,tubuh
Hujan terseret beberapa meter dari jalanan. Awan berlari menuju Hujan.
Awan: “
Hujan kamu gapapa kamu masih denger aku kan? Hujan jawab aku”(memangku tubuh
Hujan dan menggetarkan tubuh Hujan)
Hujan: “
maafin aku Awan. Aku beruntung sempat jadi sahabat kamu,biarin aku pergi”(suara
Hujan mulai lemah)
Awan: “
engga,kita ke rumah sakit sekarang kamu bertahan”
Lampu ruang
operasi sudah menyala dan operasi Hujan sedang berlangsung.
Awan: “ mama
Hujan di dalem dia lagi berusaha hidup,aku pingin masuk ma aku ingin ada
disamping Hujan ma”(duduk disamping mamanya dan bersandar pada bahunya)
Mama: “
sudah sayang sekarang kita doain Hujan ya gausah nangis gaada gunanya nangis”(sambil
mengusap air mata Awan yang membasahi pipinya)
Awan: “
kasihan Hujan ma”
Mama: “ mama
tau sayang udah kita do’ain aja ya sayang biar Hujan cepet sembuh operasinya
berhasil”
Dokter
keluar dari ruang operasi.
Awan: “
gimana dok?keadaan teman saya gimana?”
Dokter: “
mohon maaf kami sudah berusaha sekuat dan sebisa kami tapi Hujan tidak bisa
diselamatkan”
Awan: “
dokter bohong kan Hujan pasti sembuh kan dok”
Dokter: “
mohon maaf,yang sabar do’akan saya semoga arwahnya diterima disisinya. Saya
mohon pamit”
Awan: “ mama
dokter tadi bohong kan sama Awan Hujan pasti sembuh kan ma? Iya kan?”
Pemakaman Hujan dilaksanakan sore hari
pukul 15.00. semua teman temannya datang kerumah Hujan dan tidak percaya dengan
apa yang terjadi tadi pagi pukul 10.00. mereka tidak percaya bahwa Rinai Hujan
Lestari Dewi anak terpandai di sekolah meninggal karena suatu masalah
keluarga.Tidak ada lagi Rinai Hujan Lestari Dewi anak terpandai di SMP
Kebangsaan Medan,semua tentang Hujan kini hanyalah sebuah kenangan.
Kartika: “
Awan kamu liat kejadian tadi?”
Awan: “ iya
aku liat Tik”
Kartika: “
kita semua tau perasaan kamu udah gausah nangis biarin Hujan pergi dengan
tenang”
Awan: “
kenapa harus Hujan? kenapa harus dia yang pergi? Kenapa harus dia yang
menanggung semua ini?”
Kartika: “
udah yang sabar kita doain aja”
Tahun ajaran baru dimulai. Awan duduk
dikelas IX A. Awan memulai kehidupan baru tanpa Hujan disampingnya lagi. Karena
sudah kelas IX maka Awan ada tambahan jam pelajaran baik disekolah maupun di
rumah ia ingin lulus dengan nilai terbaik.
Namun hal itu terjadi lagi dulu sahabatnya
kini keluargabya sendiri. Ayah dan ibunya pagi itu akan berangkat ke Korea ada
pekerjaan disana,awan ditinggal dirumah sendiri bersama Simbok Inah. Hari itu
hujan ayah dan ibunya harus tetap berangkat. Pukul 08.00 mereka bersiap
berangkat ke bandara Awan dan simbok juga ikut. Saat turun dari mobil Awan
berlari menuju pinggir jalan yang disana terdapat sebuah taman,Awan ingin ke
taman. Saat ia berlari menuju taman dan ia tidak melihat bahwa ada mobil yang
melaju ayah dan ibunya melihat saat mobil itu mulai dekat dengan Awan mereka
berlari menyelamatkan Awan dan akhirnya mobil itu menabrak kedua orang tua Awan
dan mereka meninggal ditempat.
Setelah
kelulusan Awan dan mbok Inah kembali ke Bandung dan Awan melanjutkan sekolah di
Bandung. Awan tinggal dengan mbok Inah sampai saat ini dan semua biaya hidup
Awan ditanggung oleh perusahaan Ayah dan Ibunya bekerja dulu.
Awan dan
Senja kini kembali bersama. Mereka sekolah dalam sekolah yang sama dan
mengambil jurusan yang sama. Namun Senja tidak pernah tau bahwa Awan mempunyai
sebuah rahasia besar yang tidak ada satu orangpun tau selain mbok Inah padahal
Senja adalah sahabat dekat Awan sendiri,Awan tidak mau semua orang tau tentang
masa lalunya.
Senja tidak tau yang sesungguhnya terjadi
pada Awan karena saat itu mereka berjauhan. Senja sangat suka dengan hujan
apalagi gerimis karena saat hujan turun hati terasa damai,suasana senyap sepi
dan udara sejuk tapi itu berbanding terbalik dengan Awan.
Bel pulang sekolah berbunyi semua siswa
berhamburan keluar kelas dan bergegas pulang,tapi tidak dengan Awan ia tetap
bergeming di bangkunya tidak bergerak sama sekali. Senja menghampiri Awan
Senja: “
Awan ayok pulang”
Awan: “ kamu
duluan aja”
Senja: “
kamu gak asik masak aku pulang sendiri ayok pulang bareng”
Awan: “ kamu
duluan aja diluar masih hujan”
Senja: “
kita ujan ujanan aja kan asik haha”
Awan: “
engga kamu kalo mau pulang duluan gapapa aku nanti nunggu hujan reda”
Senja: “
ayolah Wan kita pulang bareng biasanya kan kita pulang bareng” ( sambil menarik
lengan Awan)
Awan: “
nanti diluar masih hujan,kamu pulang duluan gapapa” ( Awan menjawab dengan
santai)
Senja: “ ah
Awan yaudah terserah kamu”
mereka
pulang setelah hujan turun. Terpaksa Senja mengikuti kemauan Awan karna takut
nanti Awan akan marah padanya. Dan saat hujan turun saat pagi hari pasti Awan
tidak berangkat sekolah dan saat hujan turun sepulang sekolah pasti Awan akan
menunggu hujan reda baru ia akan pulang. Lama kelamaan Senja mulai curiga
dengan sikap Awan dulu Awan tidak seperti ini kenapa sekarang Awan berubah, ia
berusaha mencari tau kenapa Awan sepertinya takut dengan hujan. Setelah Ujian
Nasional selesai baru Senja tau alasan mengapa Awan takut dengan hujan.
Sudah dua kali Awan melihat orang yang
ia sayang meninggal saat hujan turun dan tertabrak mobil. Awan benci hujan Awan
tidak suka dengan hujan. Saat hujan turun mengingatkannya akan masa lalunya yang
suram dan sangat mengerikan. Ia harus kehilangan sahabat,ayah,dan ibunya dengan
cara yang sama dan hanya berselang waktu tidak lama. Untuk itu Awan tidak akan
pergi saat hujan turun meskipun itu berangkat sekolah. Sejak saat itu Senja tau
bahwa Awan mempunyai masa lalu yang kelam dibalik hujan.
Selesai